top of page

Espresso Jadi Saksi

  • Writer: Robin Dos Santos
    Robin Dos Santos
  • Sep 16, 2017
  • 2 min read

Sepulang dari Lospalos, setelah melewati jalanan bebatuan yang cukup berbahaya, akhirnya aku tiba di Dili. Pergi ngopi dengan diriku. Setelah itu aku berencana mengambil gambar sebuah bangunan yang dibakar di tahun 1999 masih belum direnovasi.

Aku melewati jalanan yang tidak terlalu ramai lalulintas, melintasi jalan dengan kamera seperti filmmaker Amerika yang terkenal.

Di seberang jalan UNTL beberapa jam yang lalu, polisi Timor Leste dengan gas air mata membubarkan para demonstran. Jalan masuk itu dijaga ketat oleh Polisi-polisi gendut dan tua.

Aku terus melanjutkan perjalananku. Bibirku yang tebal sudah tidak sabar menikmati segelas kopi espresso.

Pintu kedai kopi itu terbuka lebar, aku masuk dan mencari kursi untuk memesan kopi sekalian, biar penat ini hilang. Secara fisik aku tidak bermasalah, namun aku ingin pikiranku berkontanimansi dengan espresso biar jiwa dan raga ini kembali pada alam yang bebas.

Tiba-tiba seorang lelaki yang duduk melakukan wawancara menyapaku. Rupa-rupanya ia sudah lebih dulu mengenaliku.

"Robin bukan? Yang suka menulis dan bikin vidio.

Aku Rafy, pembacamu. Aku pernah membaca sebuah tulisanmu dan benar-benar menginspirasiku untuk melanjutkan cerita".

Aku belum memesan kopi. "Oh... bigitu. Aku kenal dia dengan gaya kacamata.

Kami duduk di meja yang sama. Berbicara banyak tentang sastra dan dan kualitas berita dan editing. Menurutnya, ia tertarik dengan cara editing film.

Setelah aku tahu dia seorang wartawan media online www.antil.tl. AKu justru terharu lagi seorang wartawan yang begitu jujur membaca tulisan-tulisan sederhana di media sosialku.

Bagaimana cara saya menulis sebuah kisah dengan gaya bahasa. 99% tulisan itu berupa catatan perjalanan, lalu dengan metafora yang indah.

Setelah pertemuan yang tidak dalam rencana, aku menyebrang jalan tanpa lampu merah, dan terus bercerita dengan kamera menuju bangunan tua, yang telah puluhan tahun menunggu kedatanganku. Ya. Aku datang.

Edisi: selamat berhari libur

Robin dos Santos


 
 
 

Yorumlar


You Might Also Like:

Moris ne'e bele furak liu kuandu ita tur hanoin hakerek istória kona ba Moris

11907228_10204879682775868_4676107032465375414_n
11924540_1459127931060628_8522374473661884400_n
13923337_1557335427906544_3769815728287495242_o
585793_b80ad6aa0321455d929a7e9a312396af~mv2
1421066_782071731936315_2518368299051110303_o
585793_cfebd326d0ac47dca01d08af5889eab4~mv2
14.12.09_TimorLeste_5_700px
12801116_1059122620818929_6601372839606594556_n
10387390_768764606521400_1219899391531113655_n
14034689_10154480630844190_7982650787613691401_n-1
Kona ba ha'u 

Ha'u, ema ne'ebé gosta hakerek nomos le livru.

Hau halo mós video konta istória. Hakerek hanesan deit 

ema hemu kafé iha dadersan. Hau kria web/blog ida ne'e atu halibur ema hotu fahe sira nia hanoin, kreatividade liu hosi ARTE hakerek.

Ida ne'e hanesan ha'u nia kontribusaun hakerek literatura ba gerasaun foin saé Timor-Leste.

 

Read More

 

Search by Tags

© 2023 by Going Places. Proudly created with Wix.com

bottom of page